Warga Belani Tak Ingin Tidur di Tumpukan Batu Bara Tapi Malah Jadi Pemungut Brondolan

oleh -79 Dilihat
oleh
Sejumlah warga menggelar aksi damai di Desa Belani, Kecamatan Rawas Ilir, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Rabu (9/4/2025). Foto: KoranBerdikari.com

BERDIKARI – Sejumlah warga menggelar aksi damai di Desa Belani, Kecamatan Rawas Ilir, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Rabu (9/4/2025).

Mereka menuntut kesejahteraan atas hadirnya perusahaan pertambangan batu bara yang beraktivitas di desa mereka yakni PT Barasentosa Lestari (BSL).

Setidaknya ada 20 tuntutan yang mereka suarakan dalam aksi tersebut.

Di antaranya meminta tenaga kerja lokal dari Desa Belani diprioritaskan.

Mereka tak ingin sumber daya alam di desanya dikeruk, sementara masyarakatnya tidak sejahtera.

“Kami masyarakat Desa Belani tidak mau tidur di atas tumpukan batu bara, tapi kami malah jadi pemungut brondolan sawit,” ujar salah seorang peserta aksi.

Warga mengingatkan bahwa Bupati Muratara telah mengeluarkan Surat Edaran agar setiap investor menyerap 60 persen tenaga kerja lokal.

Mereka menuntut dari total 60 persen itu harus 45 persennya adalah tenaga kerja lokal Ring 1 asli dari Desa Belani.

“Sebenarnya ada 20 tuntutan kami, pada intinya hadirnya perusahan ini harus berdampak pada kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.

Kepala Desa Belani, Shandy Hermanto mengungkapkan ada lebih dari 150 orang di desanya kehilangan pekerjaan.

“Kami kasihan dengan masyarakat kami, sekarang pengangguran itu ada 150-an orang lebih,” katanya.

Menurut Shandy, orang-orang tersebut awalnya memiliki pekerjaan dengan bekerja di PT Bintang Sukses Energi (BSE) dan PT Lobunta Kencana Raya (LKR).

Namun setelah dua perusahaan tersebut tak lagi beroperasi lantaran pekerjaannya diambil alih PT Petrosea Tbk, membuat ratusan warga itu menjadi pengangguran.

“150-an pengangguran ini imbas dari BSE dan Lobunta setelah diambil alih oleh Petrosea ini,” kata Shandy.

Ia bersyukur tuntutan warganya sudah didengar oleh Bupati Muratara yang turun langsung menemui peserta aksi.

Aksi damai warga ini ditengahi oleh Bupati Muratara H Devi Suhartoni yang turun langsung bersama Kapolres Muratara AKBP Rendy Surya Aditama.

Bupati sengaja turun langsung karena selain sebagai kepala daerah, dirinya juga merupakan putra asli Desa Belani.

“Saya ke sini pertama sebagai bupati, kemudian saya juga putra asli Desa Belani ini,” kata Devi Suhartoni.

Setelah mendengar langsung semua tuntutan warga yang aksi, Bupati memutuskan mengambil alih untuk menyelesaikannya kepada pihak perusahaan.

“Permasalahan ini kami Pemerintah Kabupaten Muratara ambil alih,” tegasnya.

Setelah ada jaminan dari Pemerintah Kabupaten Muratara untuk mengambil alih penyelesaian permasalahan tersebut, warga aksi kemudian membubarkan diri. (Mat)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.